Mufa Media - Dalam berpuisi tentu ada makna dan pesan yang akan disampaikan. Sebagian dari makna tersebut ada yang bernada kritik atau masukan bagi pihak-pihak tertentu. Ini dimaksudkan agar yang diberi masukan dapat menjadi lebih baik. Dalam koridor saling mengingatkan dalam hal kebaikan.
Kali ini saya sampaikan sebagian dari koleksi puisi saya yang bertema kritik. Semoga berkenan.
![]() |
NASI KIBULIN
Kebal kebul para pengepulKepulkan asap tipu daya
Kebal kebul asap kereta
Kebulkan asap lewat cerobong duka lara
Kebal kebul asap pabrik
Lewat lubang perasaan, keringat membeku
Tak tampak mukanya, tertutup satir
Kebal kebul asap mulut si Samin
Berhawa panas menganga lebar
Dengan suara tak waras
Habisin nasi aking
Berlabelkan ‘nasi kibulin’ aja
Baca Juga: Kumpulan Puisi Tentang Persahabatan
KOMA KAMI
Kini...Derap pasir kaburkan mata kami
Menghujam pelupuk mata nurani dengan perihnya
Lumpuh mata tapi tak hati
Masih jernih nurani kami
Jelas terlihat oleh mata kami kebengisan Tuan
Mengaburkan senyum kami yang lama tertahan
Tuan, dapatkah kau tengok wajah kami
Tuk sekedar tahu arti air muka kami
Tuk sekedar periksa kumal baju kami
Sembari dengarkan tangisan perih nan lirih pengiris hati kami
Anak kami tahu
Tuan atas, kami bawah
Atau mungkin bawah tanah
Terpendam dalam cairan mendidih bernanah
Demikian Tuan, demikian kami
Membaukah Tuan dengan keringat dikening kami?
Bercucuran di atas bumi kesedihan kini
Mengalir deras lewati lorong-lorong perut kosong kami
Ini cerita bukan tentang Tuan, tapi kami
Cukup pantaskah derap sepatu Tuan?
Jika dalam gendang telinga tertindas kedzoliman
Dalam pandang mata tertutup keserakahan
Langkah bengis tak beraturan
Tuan...
Diantara cerita suram diary kami
Kami masih punya senyuman
Yang masih berbalut ketulusan
Demi sekedar ingatkan Tuan, saudara kami
Agar kiranya sudi Tuan untuk tengok kebawah sepatu Tuan
Dimana ada kami
Sudikah Tuan terima senyum kami?
Tuan...
Dengan ini kami mencoba tersenyum
Baca Juga: Kumpulan Puisi Curahan Hati
LOGIKA LONCAT-LONCAT
Banyak manusiaBeribu-ribu
Berjuta-juta
Beratus-ratus
Berpuluh-puluh
Mondar-mandir pikiran
Antrean panjang ide-ide
Deretan logika tak beraturan
Maling ‘kecil’
TANGKAP
Pukul
HAJAR
Susah
Berakhir
Merana
Deretan logika loncat-loncat
Maling ‘kakap’
Loncat sana
Loncat sini
Senang-senang
Sana
Sini
TANGKAP
Tanyai
Sebentar
“BERES”
Kok repot-repot
Kasih aja ...
Bisa loncat sana, loncat sini
Lagi
Logika tak runtut
Banyak yang loncat-loncat
Kayak bajing loncat
Yang loncat-loncat
Anggap aja kayak main loncat-loncatan
Bisa
Loncat sana
Loncat sini
Hingga kemana-mana
Sampai tak tahu di mana
Atau sampai kemana
Tak tahu ...
Malu
Baca Juga: Kumpulan Puisi Islami
SURAM SERAM
Seramai serambi suram yang seramSeramai janji sumpah serapah yang jeram
Seramai ancam tikam yang maram
Seramai dendam yang tak pernah padam
Sepotong kalbu yang muram kelam
Sepasang bibir yang dendam ancam
Sepasang mata yang hitam kelam buram
Seraut wajah yang lebam hitam
Bagai malam kelam buram
Bagai hitam muram
Bagai muka temaram kusam
Bagai comberan kotor hitam
Hati yang penuh dendam
Hati yang penuh kelam
Muka yang penuh kusam
Tanpa siraman kalam Sang Pencipta alam
Baca Juga: Kumpulan Puisi Bertema Maulid Nabi
0 Comments